Jumat, 27 Agustus 2010

Bunda kurusan!!

Maaf sebelumnya bagi yang ga berkenan baca postingan kali ini karena dijamin penuh kenarsisan dan sungguh sangat tidak penting.hehe..

Badan melar pasca melahirkan kayaknya hampir menjadi momok yang ditakutkan buat wanita ya?termasuk saya. Ketakutan untuk ga menarik lagi,minder sama suami krn badannya kayak papan contohnya suamiku(jd klo jalan berdampingan mirip angka 10).Alhamdulillahnya suami orangnya santai tidak banyak menuntut dan cukup menerima apa adanya.

Salah satu mitos yang salah kaprah yg masih dianut saya jaman hamil dan melahirkan anak pertama plus dikomporin oleh ibu-ibu tetangga mamah..kayak gini nih
"hamil harus banyak makan,porsinya dobel kan buat 2 orang!" Begitu juga pas masa menyusui ekslusif.
"Makannya jangan diet dulu,gemuk ga papa demi anak.makan yang banyak biar ASInya banyak!"
Kira-kira begitulah...
Alhasil saya yang hoby makan,merasa senang dengan komporan ibu-ibu itu hehe,dilahaplah semua makanan tanpa mikir dua kali dan sebodo amat badan mau segembrot apa,kan demi anak!(Yihaa pembenaran :P)setiap nyendok nasi kayaknya kurang lengkap deh kalau ga sementung kayak gunung.ngemiiil,apa aja dimakan...maka sukseslah berat badan saya bertambah.

Sebelum berat badan kembali normal emm saya hamil lagi anak ke-2. Bye bye deh kurus!ga pernah mimpi tubuh bisa kembali normal seperti masa kuliah dulu di berat badan 49-50 kg.

Nah setelah melahirkan anak kedua insaflah saya, berkat beberapa komentar orang-orang sekitar.dari mulai suami,temen deket, temen jauh,tetangga dll. Setiap ketemuan ama temen yang udah lama ga ketemu misal temen SMA dulu pasti komen
"Ih Fithri kamu lucu deh !" Maksudnya kyk badut
"Gemuk yah sekarang!" Dan komen-komen lainnya yang alhamdulillah ga bikin saya marah kok tapi jadi banyak berkaca diri. Anak ke-2 udah segemuk ini gimana dengan anak-anak selanjutnya.??

Dimulailah program menurunkan BB dari 66 kg ini,menyingkirkan lemak-lemak tidak penting dengan senam . Cuma senam ini baru niat,realitanya saya ga pernah bisa ikutan senam dikomplek entah karena bentrok acara lain atau guru senamnya ga bisa hadir. Yang kedua mengurangi porsi karbo, ga segila biasanya hehe. Dan yang penting memenuhi semua unsur dari piramida makanan. Ibu menyusui bukan harus makan banyak tapi harusnya bergizi dan seimbang. Ga melulu harus karbonya yang dibanyakin,tapi sayur dan buah ga kalah penting. Makanan ibunya bergizi,Insya Allah berpengaruh ke kualitas ASInya. Realitanya,saya memang mengurangi porsi nasinya,cuma tetep amat teramat jarang makan sayur karena saya ga terlalu doyan sayur.

Yang ketiga,menyusui secara ekslusif menurut yang saya baca sih bisa membuat tubuh ibunya kembali normal.walaupun dalam kasus anak pertama,itu ga berlaku buat saya hiks

Yang keempat,mengerem dan manahan diri untuk tidak makan ataupun ngemil diatas jam 7 malem.walaupun godaan mie tek tek yang lewat di depan rumah selalu merayu-rayu,dikuranginlah jadi cukup seminggu sekali aja.

Yang terakhir dan kayaknya paling signifikan untuk mengurangi berat badan adalah banyak bergerak. Ya merepotkan diri sendiri,ga banyak duduk,leyeh-leyeh apalagi tidur mulu.hadeuuuh itu mah saya banget dulu pas lagi hamil. Tuntutan jaman caelah...punya 2 baby yang satu lagi aktif-aktifnya bereksplorasi,yang satunya bau ibu banget alias kemana-mana harus digendong.bahkan ditaruh sebentarpun udah protes merengek-rengek. Malem ngajakin begadang mulu. Selalu diatas jam 11 baru tergolek tepar dikasur itupun harus rela tidur terbangun 2-3 kali karena bayi-bayi minta nenen. Ga jarang keduanya bangun berbarengan dan saya jadi rebutan,karena dua-duanya maunya sama ibu,digendong ayahnya ga mau. Capek?! Yup apalagi saya ngasuh sendiri,tentunya sama suami kalo beliau lagi ada dirumah. Tapi ya Alhamdulillahnya capek itulah yang bikin saya kurusan.

Terakhir nimbang diangka 53 kg..ya masih 3-4 kg an lagi lah..tapi tenang aja ga usah dipikirin harus kurus.Insya Allah nanti juga kurus sendiri kok, asal makannya aja dijaga dan ga terlalu banyak ngemil-ngemil ga sehat. Kalo ngemil buah nah itu baru benar dan sehat !!
Sekarang saya sedang menikmati komen-komen orang-orang sekitar yang bilang.."kayaknya kurusan deh sekarang!"
"pipinya ga segembil waktu abis melahirkan!"
"kok bisa cepet banget kurusnya abis ngelahirin?"
hihihi..Alhamdulillah saya jawab sambil cengar cengir bangga..yaa paling engga baju-baju yang lama nangkring dilemari menunggu si empunya kurusan mulai satu persatu bisa dipake. rok-rok lama,mulai masuk walaupun masih dipaksa plus engap kalau dipake..ya setidaknya ada kemajuan ya.

So..let's enjoy our parenthood !! :)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Imunisasi antara Fakta dan Mitos

sore moms,
 
artikel ini juga bagus utk di baca-baca dan sebagai bahan referensi.
 
selamat membaca
-ratih hermanto-
 
http://milissehat.web.id/?p=623

Imunisasi :Fakta dan Mitos
By admin2 on January 22, 2007

Fakta dan Mitos Mengenai Imunisasi
Sejak pemberian vaksinasi secara luas di Amerika Serikat, jumlah kasus penyakit pada anak seperti campak dan pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) turun hingga 95% lebih. Imunisasi telah melindungi anak-anak dari penyakit mematikan dan telah menyelamatkan ribuan nyawa. Saat ini beberapa penyakit sangat jarang timbul sehingga para orang tua kadang mempertanyakan apakah vaksinasi masih diperlukan.
 
Anggapan yang keliru ini hanya salah satu dari kesalahpahaman mengenai imunisasi. Kebenarannya adalah bahwa sebagian besar vaksin mampu mencegah penyakit yang masih ada di dunia, walaupun angka kejadian penyakit tersebut jarang. Vaksinasi masih sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan anak. Bacalah lebih lanjut tentang imunisasi secara lebih jelas dalam uraian berikut!
Apa yang terjadi pada tubuh dengan imunisasi
Vaksin bekerja dengan mempersiapkan tubuh anak anda untuk memerangi penyakit. Setiap suntikan imunisasi yang diberikan mengandung kuman mati atau yang dilemahkan, atau bagian darinya, yang menyebabkan penyakit tertentu. Tubuh anak anda akan dilatih untuk memerangi penyakit dengan membuat antibodi yang mengenali bagian-bagian kuman secara spesifik. Kemudian akan timbul respon tubuh yang menetap atau dalam jangka panjang. Jadi, ketika anak terpapar pada penyakit yang sebenarnya, antibodi telah siap pada tempatnya dan tubuh tahu cara memeranginya sehingga anak tidak jatuh sakit. Inilah yang disebut sebagai imunitas (ketahanan tubuh terhadap penyakit tertentu).
Fakta dan mitos
Yang patut disayangkan, beberapa orang tua yang salah mendapatkan informasi mengenai vaksin memutuskan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak mereka, akibatnya risiko anak tersebut untuk jatuh sakit lebih besar.
 
Untuk lebih memahami keuntungan dan risiko dari vaksinasi, berikut ini beberapa mitos umum yang ada di masyarakat dan faktanya.
Imunisasi akan menimbulkan penyakit yang seharusnya ingin dicegah dengan vaksinasi pada anak saya
Anggapan ini timbul pada beberapa orang tua yang memiliki kekhawatiran besar terhadap vaksin. Adalah suatu hal yang mustahil untuk menderita penyakit dari vaksin yang terbuat dari bakteri atau virus yang telah mati atau bagian dari tubuh bakteri atau virus tersebut.
 
Hanya imunisasi yang mengandung virus hidup yang dilemahkan, seperti vaksin cacar air (varicella) atau vaksin campak, gondong, dan rubela (MMR), yang mungkin dapat memberikan bentuk ringan dari penyakit tersebut pada anak. Namun hal tersebut hampir selalu tidak lebih parah dari sakit yang dialami jika seseorang terinfeksi oleh virus hidup yang sebenarnya. Risiko timbulnya penyakit dari vaksinasi amatlah kecil.
 
Vaksin dari virus hidup yang tidak lagi digunakan di Amerika Serikat adalah vaksin polio oral (diberikan melalui tetes ke dalam mulut anak). Keberhasilan program vaksinasi memungkinkan untuk mengganti vaksin virus dari virus hidup ke virus yang telah dimatikan yang dikenal sebagai vaksin polio yang diinaktifkan. Perubahan ini secara menyeluruh telah menghapuskan penyakit polio yang ditimbulkan oleh imunisasi di Amerika Serikat.
Jika semua anak lain yang berada di sekolah diimunisasi, tidak ada bahaya jika saya tidak mengimunisasi anak saya
Adalah benar bahwa kemungkinan seorang anak untuk menderita penyakit akan rendah jika yang lainnya diimunisasi. Jika satu orang berpikir demikian, kemungkinan orang lain pun akan berpikir hal yang sama. Dan tiap anak yang tidak diimunisasi memberikan satu kesempatan lagi bagi penyakit menular tersebut untuk menyebar.
 
Hal ini pernah terjadi antara tahun 1989 dan 1991 ketika terjadi wabah campak di Amerika Serikat. Perubahan laju imunisasi pada anak pra sekolah mengakibatkan lonjakan tinggi pada jumlah kasus campak, angka kematian, serta jumlah anak dengan kerusakan menetap akibatnya. Hal serupa pernah terjadi di Jepang dan Inggris pada tahun 1970 yaitu wabah pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) yang terjadi saat laju imunisasi menurun.
 
Walaupun angka laju vaksinasi cukup tinggi di Amerika Serikat, tidak dapat dijamin bahwa anak anda hanya akan kontak dengan orang-orang yang telah divaksinasi, apalagi sekarang banyak orang bepergian dari dan ke luar negeri. Sepeti wabah ensefalitis pada tahun 1999 dari virus West Nile di New York, suatu penyakit dapat menyebar ke belahan bumi lain dengan cepatnya akibat perjalanan internasional. Cara terbaik untuk melindungi anak anda adalah dengan imunisasi.
Imunisasi akan memberikan reaksi buruk pada anak saya
Reaksi umum yang paling sering terjadi akibat vaksinasi adalah keadaan yang tidak berbahaya, seperti kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan, demam, dan ruam pada kulit. Walaupun pada kasus yang jarang imunisasi dapat mencetuskan kejang dan reaksi alergi yang berat, risiko untuk terjadinya hal tersebut sangat kecil dibandingkan risiko menderita penyakit jika seorang anak tidak diimunisasi. Setiap tahunnya jutaan anak telah divaksinasi secara aman, dan hampir semua dari mereka tidak mengalami efek samping yang bermakna.
 
Sementara itu, penelitian secara terus menerus dilakukan untuk meningkatkan keamanan imunisasi. The American Academy of Pediatrics (AAP) sekarang menganjurkan dokter untuk  menggunakan vaksin difteri, tetanus, dan pertusis yang mengandung hanya satu bagian spesifik sel kuman pertusis dibandingkan dengan yang mengandung seluruh bagian sel kuman yang telah mati. Vaksin pertusis yang aselular (DtaP) dikaitkan dengan lebih kecilnya efek samping seperti demam dan kejang.
 
Baru-baru ini telah disetujui untuk mengganti zat pengawet timerosal dari semua vaksinasi, seperti yang direkomendasikan oleh The Advisory  Commitee on Immunization Practice (ACIP), American Academy of Pediatrics, dan United States Public Health Service (USPHS).
 
Timerosal adalah produk dari etil merkuri dan telah digunakan sebagai pengawet vaksin sejak 1930. Jumlah timerosal yang terkandung dalam vaksin sangat rendah, pada kadar yang tidak berhubungan dengan keracunan merkuri. Namun USPHS sekarang merekomendasikan untuk meminimalkan semua paparan terhadap merkuri, tidak peduli berapapun sedikit kadarnya, hal ini termasuk pula penggunaan termometer kaca yang mengandung merkuri.
 
Pada tahun 1999, The Centre for Disease Cintrol (CDC) Amerika Serikat menunda penggunaan vaksin baru rotavirus setelah beberapa orang anak menderita sumbatan di usus yang mungkin dicetuskan oleh vaksin tersebut.  Walaupun hanya beberapa kasus yang dilaporkan, CDC menghentikan pemberian vaksinasi karena adanya kekhawatiran mengenai keamanannya. Setelah dilakukan penelitian, vaksin rotavirus  tidak diberikan lagi.
 
Ada rumor yang dikuatkan, banyak diantaranya yang diedarkan melalui internet, menghubungkan beberapa vaksin dengan multipel sklerosis, sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS), autisme, dan masalah kesehatan lainnya. Namun beberapa penelitian gagal dalam menunjukkan hubungan  antara imunisasi dengan keadaan tersebut. Angka kejadian sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) telah menurun lebih dari 50% beberapa tahun ini, padahal jumlah vaksin yang diberikan tiap tahun semakin meningkat.
Anak saya tidak perlu diiimunisasi karena penyakit tersebut telah dimusnahkan
Penyakit yang jarang atau tidak terjadi lagi di Amerika Serikat, seperti polio dan campak, tetap berkembang di belahan bumi lain. Dokter melanjutkan pemberian vaksin untuk penyakit tersebut karena penyakit tersebut sangat mudah ditularkan melalui kontak dengan penderita melalui perjalanan. Hal tersebut termasuk orang-orang yang mungkin belum diimunisasi masuk ke Amerika Serikat, seperti halnya orang Amerika yang bepergian ke luar negeri.
 
Jika laju imunisasi menurun, penyakit yang dibawa oleh seseorang yang datang dari negara lain dapat menimbulkan keadaan sakit yang berat pada populasi yang tidak terlindungi dengan imunisasi. Pada tahun 1994 polio telah terbawa dari India ke Kanada, namun tidak menyebar karena banyak masyarakat yang telah diimunisasi. Hanya penyakit yang telah diberantas tuntas dari muka bumi, seperti cacar (smallpox), yang aman untuk dihentikan pemberian vaksinasinya.
Anak saya tidak perlu diimunisasi jika ia sehat, aktif, dan makan dengan baik
Vaksinasi dimaksudkan untuk menjaga anak tetap sehat. Karena vaksin bekerja dengan memberi perlindungan tubuh sebelum penyakit menyerang. Jika anda menunda samapi anak anda sakit akan terlambat bagi vaksin untuk bekerja. Waktu yang tepat untuk memberikan imunisasi pada anak anda adalah saat ia dalam keadaan sehat.
Imunitas hanya bertahan sebentar
Beberapa vaksin, seperti campak dan pemberian beberapa serial vaksin hepatitis B, dapat menimbulkan kekebalan seumur hidup anda. Vaksin lainnya, seperti tetanus, bertahan sampai beberapa tahun, membutuhkan suntikan ulang dalam periode waktu tertentu (booster) agar dapat terus memberi perlindungan untuk melawan penyakit. Dan beberapa vaksin, seperti pertusis, akan semakin berkurang namun tidak memerlukan suntikan ulang (booster) karena tidak berbahaya pada remaja dan dewasa. Penting untuk menyimpan catatan pemberian suntikan imunisasi anak anda sehingga anda tahu kapan ia membutuhkan suntikan ulang (booster).
Fakta bahwa penelitian tentang vaksin masih terus berlanjut dan diperbaiki menunjukkan bahwa pemberiannya belum aman
Pusat pengawas obat dan makanan merupakan badan milik pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur tentang vaksin di Amerika Serikat. Bekerja sama dengan CDC dan The National Institutes of Health (NIH) mereka meneruskan penelitian dan memonitor keamanan dan keefektifan pemberian vaksin.
 
Surat ijin bagi vaksin baru dikeluarkan setelah dilakukan penelitian laboratorium dan percobaan klinis, dan pengawasan keamanan tetap berlanjut walaupun vaksin telah disetujui. Telah dilakukan dan akan terus dilakukan perbaikan (misalnya seperti yang berlaku pada DtaP dan vaksin polio) yang akan meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi dan untuk menjamin standar keamanan yang terbaik.
Informasi tambahan
Jelaslah bahwa vaksin adalah satu dari alat terbaik yang kita miliki agar anak sehat, namun keberhasilan dan program imunisasi bergantung pada ketersediaan. Anda bisa mendapatkan vaksin dengan harga murah atau gratis melalui klinik kesehatan masyarakat dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), dan pada kampanye vaksinasi anak (misal pekan imunisasi anak).
 
Anda dapat mengunjungi situs-situs kesehatan lain untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vaksinasi. Sumber informasi lainnya adalah dokter anak anda. Bersama, anda dapat menjaga anak anda sehat dan ceria.
Salah Paham Mengenai Imunisasi
Timerosal mengakibatkan Autisme
Beberapa ilmuwan telah melemparkan wacana bahwa kandungan merkuri dalam vaksin merupakan penyebab autisme dan anak yang menderita autisme dianjurkan untuk menjalani terapi kelasi (chelation therapy, pemberian zat khusus sebagai upaya "mengikat" merkuri agar tidak dapat bereaksi dengan komponen sel tubuh) untuk detoksifikasi. Beberapa kasus telah dijadikan perkara hukum yang disidangkan dan beberapa pengacara menyebarkan informasi di internet untuk mendapatkan klien. Situasi ini semakin berkembang karena sampai sekarang beberapa vaksin masih mengandung timerosal, zat pengawet yang mengandung merkuri yang tidak digunakan lagi.
 
Ada beberapa alasan mengapa kecemasan mengenai timerosal dalam vaksin sebenarnya merupakan informasi yang menyesatkan:

Jumlah merkuri yang terkandung sangat kecil
Tidak ada hubungan merkuri dan autisme yang terbukti
Tidak ada alasan yang masuk akal untuk mempercayai bahwa autisme terjadi karena sebab                  keracunan
 
Timerosal telah digunakan sebagai pengawet pada makhluk hidup dan vaksin sejak tahun 1930 karena dapat mencegah kontaminasi bakteri dan jamur, terutama pada tabung yang digunakan untuk beberapa kali pemakaian. Pada tahun 1999, FDA (Food and Drug Administration) memeriksa catatan bahwa dengan bertambahnya jumlah vaksin yang dianjurkan pada bayi, jumlah total merkuri pada vaksin yang mengandung timerosal dapat melebihi batas yang dianjurkan oleh badan pengawas lain (1). Jumlah merkuri yang ditentukan oleh FDA memiliki batas aman yang lebar, dan belum ada informasi mengenai bayi yang sakit akibatnya. Meski demikian untuk berhati-hati, US Public Health Service dan the American Academy of Pediatrics meminta dokter untuk meminimalkan paparan terhadap vaksin yang mengandung timerosal dan kepada perusahaan pembuat vaksin untuk menghilangkan timerosal dari vaksin sesegera mungkin (2). Pada pertengahan 2000 vaksin hepatitis B dan meningitis bakterial yang bebas
timerosal tersedia luas.kombinasi vaksin difteri,pertusis, dan tetanus sekarang juga tersedia tanpa timerosal. Vaksin MMR, cacar air, polio inaktif, dan konjugasi pneumokok tidak pernah mengandung timerosal.
Sebelum adanya pembatasan, paparan maksimal kumulatif merkuri pada anak dalam 6 bulan pertama kehidupan dapat mencapai 187,5 mikrogram (rata-rata 1 mikrogram/hari).
 
Pada formula vaksin yang baru paparan maksimal kumulatif selama 6 bulan pertama kehidupan adalah tidak lebih dari 3 mikrogram (3). Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa batasan maksimal keduanya memiliki efek toksik (keracunan).
 
Pusat pengawasan dan pencegahan penyakit (CDC) telah membandingkan angka kejadian autisme dengan jumlah timerosal yang ada dalam vaksin. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perubahan relatif angka kejadian antara autisme dengan jumlah timerosal yang diterima anak dalam 6 bulan pertama kehidupan (dari 0-160 mikrogram). Hubungan yang lemah ditemukan antara asupan timerosal dan beberapa kelainan pertumbuhan saraf (seperti gangguan pemusatan perhatian) pada satu penelitian saja, namun tidak terbukti pada penelitian selanjutnya (4). Penelitian lain yang direncanakan sepertinya juga tidak akan menunjukkan hubungan bermakna.
 
Komite Intitute of Medicine (IOM) yang telah menyebarkan luaskan laporannya pada bulan Oktober 2001 menemukan tidak ada bukti hubungan antara vaksin yang mengandung timerosal dan autisme, ggangguan pemusatan perhatian, keterlambatan bicara dan bahasa, atau kelainan perkembangan saraf lainnya (5)
 
Penggunaan terapi kelasi untuk penanganan anak yang menderita autisme sama sekali tidak berhubungan.
 
n/a

Balita tidak nafsu makan(jawaban pak Wied Harry)

(1) Kalori dan nutrisi ASI tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuh bayi ketika usianya sudah mencapai 6-8 bulan, apalagi untuk si kecil yang sekarang telah berusia 19 bulan.

(2) Makanan yang sudah dikunyah halus kemudian dilepeh? Saya menduga masalahnya bukan hanya soal makanannya, tapi juga masalah psikologis. Maksud saya, perlu pendekatan luar biasa untuk membangkitkan kembali selera makannya. Secara kuliner-nutrisi, Anda bisa menyiapkan makanan yang bervariasi setiap hari, bukan hanya jenisnya dan warnanya, tp juga citrasa dan teksturnya. Misalnya, sup pagi bisa Anda berikan berbeda pada siang hari dengan hanya memberikan wortelnya saja plus tambahan air jeruk nipis/lemon pada kuahnya. Secara psikologis, Anda perlu membangun kebiasaan makanan yang baik, agar si kecil terdorong makan sehat dengan baik. Coba ajak si kecil makan semeja dengan ortu, silakan Anda berdua suami menikmati makanan beragam dan bergizi. Jangan mengharapkan anak kita akan makan nikmat jika kita tidak memberikan lingkungan/suasana demikian.

(3) Meskipun makanan kaya kalori, yakni yang padat karbo dan protein dengan tambahan sedikit lemak, sangat disarankan untuk menambah berat badan, sesungguhnya kegemukan/kekurusan tidak melulu karena urusan kalori. Semua nutrisi ikut terlibat! Sulit mengharapan BB-nya naik, jika nutrisinya tidak tercukupi.

(4) Untuk anak sulit makan, makanan utama bisa diberikan dalam porsi-porsi kecil dengan frekuensi sering berupa kudapan/snack. Tinggal pinter-pinternya Anda untuk menyiasati jenis hidangannya. Misalnya, dalam sehari Anda bisa berikan contohnya bubur manado (pagi), pancake dengan topping daging cincang (pk 10.00), spageti jagung/beras saus bolognaise (siang), kolak ubi+kacang merah (sore), nasi tomat: nasi+tomat+daging ikan (petang).

gugusan_bintang@... wrote:
>> Dear Pak Wied dan mom semua >> Salam kenal,saya baru join dimilis ini,Saya punya 2 putri (umur 19 bulan dan 3 bulan).mungkin permasalahan anak susah makan sudah jadi hal lumrah tapi sayangnya anak saya konsisten susah makannya dari umur 9 bulan.awalnya MPASInya lancar dan saya hanya membuatkan MPASI homemade.tp sejak 9 bln keatas,nafsu makannya begitu turun drastis.nasi,sayur,buah,daging susah sekali masuk.kalaupun dikunyah pasti dilepeh lagi makanannya. Sampe skrng tubuhnya hanya tinggal kulit dan tulang hehe saya takut bgt kurang nutrisim
> Anaknya memang lincah dan sehat,saya sampe bingung darimana dia dapet energi wong makannya aja susah.pertanyaan saya:
> 1)Sejak adiknya lahir,dia jadi maniak dengan ASI lg sehingga makin susah makannya,cukupkah ASI saja pak krn keliatannya dia kenyang dgn ASI itu?
> 2)Bagaimana menyiasati susah makannya dan mengurangi kebiasaan melepeh makanan walaupun udah digigit halus sama dia?
> 3)makanan2 apa saya yg kira2 bgs untuk menambah BBnya?haruskah saya kembali memblender makanannya biar masuk semua?
> 4)Bagmn jadwal dan pola makan yg baik utk mengatasi anak yg kehilangan nafsu makan?
> Mohon maaf jika kepanjangan,soalnya lagi bingung dan gundah.
> Sebelumnya terima kasih atas tanggapannya.
>> Best Regards > Fithrimaya

Kamis, 05 Agustus 2010

Lulus ujian gastroenteritis

Sudah lama ga posting jadi merasa bersalah dengan blog ini. Padahal komputer nyala 24 jam..hmm memang menulis itu butuh motivasi dan niat yang kuat ya.

Postingan kali ini totally about Rana,si eneng imut yg udah mulai bisa ngambek dan tantrum.
Gastroenteritis (GE)
Setelah membangga-banggain diri walaupun dalam hati kalo anakku ga pernah kena diare dari mulai lahir,akhirnya ujian itu dateng juga. Awalnya Rana panas dikisaran 38 derajat,lanjut dengan kehilangan nafsu makan sama sekali,anything yang biasanya Rana doyan ditolak semua. Akhirnya saya memutuskan membawa Rana ke markas sehat,tujuannya hanya untuk konsultasi aja karena saya agak khawatir dengan BBnya yang stagnan di 9,2 kg sejak 17 bulan. sempet terpikir,apa Rana kena silent ISK atau cacingan.karna anaknya susah makan sekali.ketemu dgn dr.windhi, ngobrol kurang lebih 1 jam.saat itu dimarkas sehat pasiennya cuma kami.

Dr.Windhi memplot BB Rana di growth chart dari WHO,memang Rana BBnya stagnan,bahkan sempat turun karna sering sakit mulai dari HFMD,roseola,panas 5 hari yg ga jelas,batpil yang membuat BBnya ga naik-naik. Diskusi berlanjut dengan mencari penyebab BBnya yg stagnan,bisa faktor fisiologis spt penyakit atau faktor psikologis. Pada waktu di markas sehat,Rana BAB 2 kali dan encer bgt.dr.Windhi langsung mengambil kesimpulan,Rana kena gastroenteritis alias terinfeksi virus rotavirus. Hmmm, bakal turun lagi deh BB anakku.

Alhamdullilah seneng banget berhasil home treatment(HT).dari mulai panas Rabu dan mencret keesokan harinya..hari Ahad tekstur BABnya mulai ada ampasnya walaupun frekuensinya masih sering. GE kan tidak perlu obat,tidak perlu obat anti diare..cukup dijaga jangan sampai dehidrasi. Selama GE melanda,Rana memang sama sekali ga mau makan. ASI,ASI dan ASI saja...rewelnya bukan main.Oralit dia ga suka,tapi kita terpaksa suapin pake sendok sambil anaknya dipegangin. Rana sampe jerit-jerit histeris setiap liat sendok.trauma dia sama rasa pharolit(oralit rasa jeruk)

Saya paksain juga makan pisang,apel,yoghurt..pokoknya semuanya serba dipaksa..maaf ya sayang karena itulah satu-satunya cara supaya ada sesuatu yg masuk.Alhamdulillah lambat laun tekstur BABnya mulai berampas.frekuensinya pun secara bertahap berkurang.GE menguras energinya,Rana tampak lemas dan rewel.Ibunya harus sabar dan menjaga emosi..

Hikmah dari GE ini,akhirnya Rana lulus toilet training.sekarang kalau mau BAB/BAK dia selalu bilang. Dan BABnya sekarang sudah bisa di toilet sambil duduk.senangnya...imbas negatifnya,BBnya langsung turun drastis,anakku hanya tinggal kulit dan tulang saja..hiks hiks sedih kalau ngeliat anakku kayak anak kurang gizi..entah bagaimana caranya naikin BBnya lagi.karena tanpa sakitpun udah kurus.
Apalagi kena GE :(

Powered by Telkomsel BlackBerry®